Kegelisahan Publik dengan Berita AI: Laporan Mengungkap Kekhawatiran Kepercayaan

Kategori: AI NewsTag: , , Diterbitkan pada: Juni 17, 20242.4 menit membaca
Kekhawatiran Kepercayaan AI

Meningkatnya Skeptisisme Terhadap Konten Buatan AI

Sebuah laporan baru oleh Reuters Institute menyoroti meningkatnya kekhawatiran masyarakat mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam produksi berita. Perkembangan ini menambah kompleksitas bagi redaksi yang sudah bergulat dengan keterlibatan audiens.

Raksasa Teknologi Memasuki Arena Berita dengan Alat Peringkasan AI

Laporan ini menyelami kemunculan alat AI dikembangkan oleh raksasa teknologi dan startup. Alat-alat ini berpotensi mengganggu lanskap berita dengan menawarkan ringkasan berita otomatis, yang berpotensi mengalihkan lalu lintas dari situs web tradisional. Namun, hasil survei menunjukkan adanya tingkat ketidaknyamanan yang signifikan terhadap konten berita yang dihasilkan oleh AI, terutama untuk topik sensitif seperti politik.

AS dan Inggris Memimpin Serangannya Berita AI Keraguan

Data survei memberikan gambaran jelas mengenai kekhawatiran masyarakat terhadap hal ini berita AI. Khususnya, mayoritas responden di AS (52%) dan Inggris (63%) menyatakan ketidaknyamanan terhadap gagasan bahwa berita terutama diproduksi oleh AI. Menariknya, laporan tersebut menunjukkan penerimaan yang lebih besar terhadap penggunaan AI sebagai alat di belakang layar untuk mendukung jurnalis dalam pekerjaan mereka.

Kekhawatiran Misinformasi Mencapai Tingkat Tinggi

Laporan ini juga menyoroti meningkatnya kekhawatiran mengenai misinformasi online, khususnya menjelang pemilu di AS dan Afrika Selatan. Sebagian besar responden di negara-negara tersebut (masing-masing 81% dan 72%) menyatakan kekhawatirannya terhadap penyebaran konten berita palsu.

Pertumbuhan Langganan Berita Mencapai Tembok

Tantangan lain yang dihadapi organisasi berita adalah pertumbuhan langganan berita yang stagnan. Meskipun terjadi peningkatan sementara selama pandemi, laporan tersebut mengungkapkan bahwa hanya 17% responden di 20 negara yang saat ini membayar untuk berita online, angka yang tidak berubah selama tiga tahun terakhir. Khususnya, sebagian besar pelanggan AS (46%) tampaknya membayar tarif diskon, yang menunjukkan terbatasnya kesediaan mereka untuk membayar harga penuh untuk berlangganan.

Influencer Berita Menjadi Pusat Perhatian di TikTok

Laporan tersebut mengidentifikasi tren peningkatan konsumsi berita melalui tokoh-tokoh di platform seperti TikTok. Sebuah survei yang dilakukan di antara pengguna TikTok yang mendapatkan berita di aplikasi tersebut mengungkapkan bahwa 57% terutama mengikuti kepribadian individu untuk pembaruan berita, dibandingkan dengan hanya 34% yang mengikuti jurnalis atau merek berita terkenal.

Membangun Hubungan Langsung dengan Audiens Menjadi Penting

Temuan ini menunjukkan adanya kebutuhan penting bagi organisasi berita untuk membina hubungan yang lebih kuat dengan khalayak. Laporan tersebut menekankan pentingnya memanfaatkan platform seperti TikTok secara strategis untuk terhubung dengan demografi yang lebih muda. Vitus “V” Spehar, tokoh berita populer di TikTok, disebut-sebut sebagai contoh bagaimana pembuat konten menyampaikan berita dengan cara yang menarik dan unik.

Komentar Politik Mendominasi Influencer Berita AS

Penting untuk dicatat bahwa laporan ini juga mengungkapkan tren di AS, di mana 10 tokoh teratas yang diikuti untuk berita dikenal karena memberikan komentar politik dibandingkan pengumpulan berita asli. Tokoh-tokoh tersebut antara lain tokoh-tokoh seperti Tucker Carlson, Joe Rogan, dan David Pakman.

Simak berita AI dan acara teknologi lainnya ya di sini di AIfuturize!

Tinggalkan komentar