China Criticizes U.S. AI Investment Restrictions, Calls for Inclusive Global Governance
Tiongkok Mengecam Pembatasan Investasi AI AS
Pendahuluan dan Latar Belakang
PBB, 1 Juli (Reuters) – Utusan Tiongkok untuk PBB mengkritik Amerika Serikat karena menargetkan investasi tertentu kecerdasan buatan (AI) di Tiongkok, menyatakan bahwa tindakan tersebut merugikan “perkembangan sehat” teknologi AI. Komentar tersebut disampaikan pada hari Senin setelah dikeluarkannya rancangan peraturan AS yang bertujuan membatasi investasi pada AI dan sektor teknologi lainnya di Tiongkok yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional AS.
Rancangan Aturan AS dan Respon Tiongkok
Bulan lalu, Amerika Serikat mengeluarkan rancangan peraturan yang melarang atau mewajibkan pemberitahuan investasi tertentu pada AI dan sektor teknologi maju lainnya di Tiongkok. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencegah keahlian teknologi AS membantu pengembangan teknologi canggih Tiongkok dan mendominasi pasar global. “Kami dengan tegas menentang sanksi-sanksi ini,” kata Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Fu Cong, dalam konferensi pers setelah Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara mengadopsi resolusi yang dirancang Tiongkok untuk mempromosikan kerja sama internasional dalam pengembangan kapasitas AI.
Seruan untuk Lingkungan Bisnis yang Inklusif
Kerja Sama Internasional dan Lingkungan Bisnis
Resolusi PBB, yang diperjuangkan oleh Tiongkok, mendesak masyarakat internasional untuk “menyediakan dan mendorong lingkungan bisnis yang adil, terbuka, inklusif, dan non-diskriminatif di seluruh siklus hidup bisnis yang aman, terjamin, dan dapat dipercaya. kecerdasan buatan sistem.” Fu menekankan bahwa tindakan AS melemahkan tujuan ini dan meminta Washington untuk mempertimbangkan kembali pendiriannya. “Kami tidak percaya bahwa posisi atau keputusan pemerintah AS akan membantu perkembangan teknologi AI yang sehat dan, secara luas, akan memecah belah dunia dalam hal standar dan aturan yang mengatur AI,” ujarnya.
Implikasinya terhadap Tata Kelola AI Global
Komentar Fu menyoroti kekhawatiran bahwa pembatasan yang dilakukan AS dapat menciptakan perpecahan dalam tata kelola AI global, sehingga menyebabkan standar dan peraturan terfragmentasi. Aturan yang diusulkan Departemen Keuangan AS, yang diterbitkan setelah Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada Agustus lalu, adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk melindungi kemajuan teknologi AS agar tidak memperkuat kemampuan AI Tiongkok.
Konteks Lebih Luas dan Pandangan Masa Depan
Perintah Eksekutif AS dan Reaksi Global
Perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Biden dirancang untuk memastikan bahwa pengetahuan AS tidak berkontribusi terhadap kemajuan teknologi strategis Tiongkok. Namun, langkah ini telah memicu reaksi dari Tiongkok, yang berpendapat bahwa pembatasan tersebut menghambat pengembangan kolaboratif teknologi AI dan menciptakan lingkungan yang memecah belah dalam tata kelola AI internasional.
Dorongan Tiongkok untuk Mewujudkan Standar AI Internasional
Inisiatif Tiongkok di PBB mencerminkan keinginan Tiongkok untuk membentuk standar AI global dan mendorong pendekatan inklusif terhadap pengembangan teknologi. Dengan mengadvokasi kerja sama internasional dan lingkungan bisnis yang non-diskriminatif, Tiongkok bertujuan untuk melawan dampak negatif kebijakan AS terhadap kemajuan AI global.
Kesimpulan
Menavigasi Tata Kelola AI di Tengah Ketegangan
Ketika perdebatan mengenai pembatasan investasi AI terus berlanjut, komunitas internasional menghadapi tantangan untuk mengatasi ketegangan ini sambil mengembangkan pendekatan kolaboratif dan inklusif terhadap tata kelola AI. Hasil dari perdebatan ini akan mempunyai implikasi yang signifikan terhadap pengembangan dan penerapan teknologi AI di seluruh dunia di masa depan.
Lihat yang lain berita AI dan peristiwa teknologi dengan benar di sini di AIfuturize!